Selasa, 06 Mei 2008

Konversi analog - digital


Gambar Konversi Analog-to-Didital

Metoda yang dipakai pada pendigitalan sinyal analog:

1. Pulse Amplitude Modulation (PAM)

2. Pulse Code Modulation (PCM)

PAM telah dipakai pada banyak aplikasi, namun tidak berdiri sendiri dalam pemakaiannya di komunikasi data. PAM sebagai langkah pertama sebelum menjadi metoda lainnya disebut PCM.

1. Pulse Amplitude Modulation (PAM)

Teknik ini mengambil sinyal analog, menculiknya (supling) dan membangkitkan sederetan pulsa. Pencuplikan berarti mengukur amplitude sinyal pada interval/level yang sama. Disini dipakai metode yang dinamakan sample and hold.

Mengubah sinyal PAM menjadi sinyal digital (A – D Converter).

Pada PCM-30 berlaku Hukum Companding-A :

a. Setiap pulsa PAM ditempatkan pada polaritas positif atau negatif; dan ditandai dengan huruf “S”:

- Untuk Polaritas Positif S = 1

- Untuk Polaritas Negatif S = 0

b. Setiap polaritas dibagi menjadi 8 segment; segment ke -0 s/d 7, dan ditandai dengan huruf “ABC”.

c. Setiap segment dibagi menjadi 16 sub- segment (interval); interval ke-0 s/d 15, dan ditandai dengan huruf “WXYZ”.

Sehingga setiap pulsa PAM akan diubah menjadi sinyal digital dengan susunan bit-bitnya sbb. :

Dalam kaitan dengan proses kuantisasi dan coding ini, dikenal adanya

hukum companding; dan didalam PCM-30 berlaku Hukum Companding

“A”, yang mempunyai aturan sbb. :

1. Meletakan sinyal kedalam 2 polaritas; yaitu polaritas positive, yang ditandai dengan satu digit “1”; atau polaritas negative yang ditandai dengan satu digit “0”.

2. Setiap Polaritas dibagi menjadi 8 segment; yang ditandai dengan tiga digit “0” dan/atau “1”, dengan no. mulai dari “0” s/d “7”.

3. Setiap segment dibagi lagi menjadi 16 subsegment, atau interval; dan ditandai dengan empat digit “0” dan/atau “1”, dengan no. mulai dari “0” s/d “15”.

PCM ( PULSE CODE MODULASI )


Principle of PAM; (1) original Signal, (2) PAM-Signal, (a) Amplitude of Signal, (b) Time


1.1 PCM

Rangkaian PCM

PCM atau Pulse Code Modulation adalah sebuah A/D converter yang dapat merubah snyal analog menjadi sinyal digital, proses perubahan sinyal analog menjadi sinyal digital dapat digambarkan sebagai berikut :

1.2 PCM 30

PULSE CODE MODULATION-30

( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY ORDER-1)

1.2.1 Fungsi PCM 30 :

1. Coder (Konverter A/D) :

Mengubah sinyal analog (dengan frekwensi suara 300 - 3400 Hz) menjadi sinyal digital 64 Kbit/s..

2. Multiplexing :

Menggabungkan 30 kanal sinyal digital 64 kbps paralel menjadi satu deretan sinyal unipolar 2048 Kbit/s NRZ.

3. Line Coding :

Mengubah sinyal unipolar 2048 Kbps NRZ menjadi sinyal bipolar 2048 Kbps HDB-3..

1.2.2 APPLIKASI PCM - 30

1. Menghubungkan Sentral Analog dengan Multiplex Digital Order Tinggi

2. Menghubungkan Sentral Analog dengan Sentral Analog

3. Menghubungkan Sentral dengan RK

4. Menghubungkan Sentral Digital dengan Perangkat Transmisi Analog

5. Menghubungkan Terminal Data dengan Perangkat Multiplex digital Order Tinggi

1.2.3 Konfigurasi PCM 30

1.2.4 PCM 30 Arah Kirim

1.2.4.1 Block Diagram PCM-30 (Arah Kirim)

1.2.4.2 Cara Kerja PCM – 30 (Arah Kirim)

1.2.4.1. Band Pass Filter :

1.2.4.2. Sampling

1.2.4.3. Kuantisasi.

a. Proses Pemberian harga terhadap sinyal PAM; yang besarnya sesuai dengan harga

tegangan pembanding terdekat.

b. Setiap pulsa akan diletakan kedalam polaritas positif atau polaritas negatif.

c. Setiap polaritas dibagi menjadi beberapa segment/sub segment(interval).

d. Kuantisasi ada 2 macam :

- Uniform (Linear)

- Non-uniform (Non-linear)

1.2.4.4 Coding

Lihat Gambar berikut.

1.2.4.4 Multiplexing

a. Prinsip : Time Division Multiplexing

b. Metode : “Word-by-Word Interleaving” atau “Byte-by-byte Interleaving”; atau “Cyclic Word Interleaving” atau “Cyclic Byte Interleaving

c. Menggabungkan :

- 30 kanal telepon 64 kbps,

- 1 kanal signalling 64 kbps

- 1 kanal FAS 64 kbps.

Menjadi satu deretan sinyal serial 2048 Kbps.

d. Setiap kanal menempati satu “Time Slot” (TS) :

- TS-0 untuk FAS/Alarm

- TS-1 s/d TS-15 untuk kanal telepon 1 s/d 15

- TS-16 untuk Signalling

- TS-17 s/d TS-31 untuk kanal telepon 16 s/d 30 .

1.2.4.5 Frame PCM – 30

1.2.4.6 Struktur Frame PCM-30.

- Satu Multi Frame, dengan panjang waktu 1 Multi Frame 2 mS

- Enam belas Frame, dengan panjang waktu 1 Frame 125 μS

- 32 TS/Frame, dengan panjang waktu 1 TS 3,9 μ S

- 8 Bit/TS, dengan panjang waktu 1 bit 488 nS

- Jumlah bit/Frame 256 bit

- Jumlah bit/Multi Frame 4096 bit

- Bit FAS sebanyak 7 bit ( 0011011); bit-2 s/d 8 TS-0, Frame-frame genap (frame- 0, 2, 4, dstnya.)

- Bit MFAS sebanyak 4 bit, dengan susunan 0000; terletak pada bit-1 s/d 4 TS- 16, Frame-0.

- Bit Signalling (4 bit/kanal); pada bit-1 s/d 4, dan bit-5 s/d 8 TS-16, Frame-1 s/d Frame-15.

- Bit Alarm (A1) sinyal 2 Mbit/s terletak pada bit-3 TS-0, Frame-frame ganjil (1, 3,5 dstnya).

- Bit Alarm (A2) sinyal 64 Kbit/s (Signalling) terletak pada bit-6 TS - 16, Frame-0.

1.2.4.7 Gambar Struktur Frame PCM 30

1.2.4.9 Line Coding

Konversi sinyal unipolar NRZ 2048 Kbps menjadi sinyal HDB-3 :

a. Digit “1” dikodekan menjadi tegangan positif atau negatif bergantian, yang polaritasnya selalu berlawan dengan digit “1” sebelumnya.

b.Digit-0 dikodekan menjadi tegangan 0 volt.

c.Deretan digit “0” berturutan maksimum 3 buah.

d. Jika digit “0” berturutan > 3; maka digit “0” ke-4 atau kelipatannya harus diubah menjadi bit “VIOLASI”, yang polaritasnya sama dengan polaritas bit “1” sebelumnya.

e. Jika sebelum bit-V ada bit-1 genap, atau tidak ada bit-1 nya; maka bit-0 pertama dari setiap 4 bit-0 harus diubah menjadi bit-1 tambahan, yang polaritasnya berlawanan dengan bit “1” sebelumnya.

1.2.4.10 Generator Timing Clock.

Generator Timing Clock berfungsi untuk membangkitkan timing clock yang dibutuhkan untuk seluruh proses pada PCM-30 arah kirim.

Untuk arah kirim sumber dari generator clock tersebut bisa x-tall oscillator internal, atau bisa juga frekwensi yang berasal dari luar.

1.2.5 PCM - 30 Arah Terima

1) Fungsi Line Coding :

Konversi sinyal 2048 Kbit/s HDB-3 menjadi sinyal 2048 Kbit/s NRZ.

2) Fungsi Demultiplexing :

Memisah sinyal serial 2048 Kbit/s NRZ menjadi 30 kanal sinyal digital 64 kbps paralel.

3) Fungsi Decoder (Konverter D/A) :

Konversi sinyal digital 64 Kbit/s menjadi sinyal analog (frekwensi suara 300 - 3400 Hz).

1.2.5.2 Cara Kerja PCM – 30 Arah Terima

1.2.5.2.1 Line Coding.

Mengubah sinyal 2048 Kbit/s HDB-3 menjadi sinyal 2048 Kbit/s unipolar NRZ :

a. Setiap deretan bit 1+0 0 1+ atau 1-0 0 1- akan dikonversi menjadi deretan bit 0 0 0 0.

b. Setiap deretan bit 1+0 0 0 1+ atau 1-0 0 0 1- akan dikonversi menjadi deretan bit 1 0 0 0 0.

1.2.5.2.2 Demultiplexing.

Memisah satu sinyal serial 2048 Kbit/s NRZ menjadi 32 kanal sinyal digital 64 kbps paralel :

a. 30 kanal telepon 64 kbps,

b. 1 kanal signalling 64 kbps

c. 1 kanal FAS 64 kbps.

1.2.5.2.3. Decoder (Konverter D/A) :

Konversi sinyal digital 64 Kbit/s menjadi sinyal analog dalam bentuk PAM.

4. Filtering.

Low Pass Filter (LPF) akan membangun kembali dari bentuk sinyal PAM menjadi bentuk sinyal sinusoidal murni.

LPF ini hanya melewatkan komponen frekwensi 3400 Hz kebawah.

1.2.5.2.3.5. Generator Timing Clock.

Generator Timing Clock berfungsi untuk membangkitkan timing clock yang dibutuhkan untuk seluruh proses pada PCM-30 pada arah terima.

Sumber dari generator timing clock adalah dari stasiun lawan, yang diterima bersamaan dengan sinyal informasi 2048 Kbps, sehingga clock timing antara penerima dan pengirimnya selalu sinkron

Modulasi Kode Pulsa (Pulse Code Modulation)

Pulse Code Modulation (PCM) didasarkan atas teori sampling, yang menyataka:

Bila suatu sinyal f(t) disampel pada waktu interval teratur dan pada rate yang lebih tinggi dua kali dibanding frekuensi sinyal tertinggi, maka sampel tersebut memuat segala informasi dari sinyal yang asli. Fungsi f(t) bisa direkonstruksi dari sampel-sampel ini dengan penggunaan Penyaring Lolos Rendah (low-pass filter)

Bagi pembaca yang tertarik, disediakan sebuah bukti di Lampirkan 5.A. Bila data suara

Digitalisasi

Konversi dari data analog ke data digital

Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan NRZ-L

Data digital dapat ditransmisikan dengan menggunakan code selain NRZ-L

Data digital dapat dirubah menjadi sinyal analog

Konfersi analog ke digital menggunakan code

Pulse code modulation

Modulasi delta

Pulse Code Modulation(PCM) (1)

Jika sinyal diambil pada interval regular kecepatannya lebih tinggi daripada kedua sinyal frekuensi, sample menahan banyak informasi pada sinyal original – (Proof - Stallings appendix 4A)

Batas data voice(suara) sampai 4000Hz

Membutuhkan 8000 sample tiap detik

Sample-sample analog (Pulse Amplitude Modulation, PAM)

Tiap sample diberikan nilai digital

Pulse Code Modulation(PCM) (2)

Sistem 4 bit memberi 16 level

Kualitas

Kualitas error atau noise

Kira-kira diartikan dimungkinkan untuk menutup kembali ketepatan original

8 bit sample memberi 256 level

Perbandingn kualitas dengan transmisi analog

8000 samples tiap detik pada tiap 8 bit memberi 64kbps

dibatasi berfrekuensi dibawah 4000 Hz, prosedur lama dapat menjelaskannya, 8000 sampel per detik akan cukup mampu mengkarakteristikkan sinyal suara dengan lengkap. Patut dicatat, bagaimanapun juga, bahwa ini merupakan sampel-sampel analog, yang disebut sebagai sampel Pulsa Amplitudo Modulasi (PCM). Untuk mengubah menjadi digital, masing-masing sampel analog ini harus ditandai dengan suatu kode biner. Gambar 5.10 menunjukkan contoh di mana masing-masing sampel didekati dengan terkuantisasi menjadi satu dari 16 level yang berbeda. Kemudian masing-masing sampel ditunjukkan melalui 4 bit. Namun karena nilai-nilai yang di kuantisasi merupakan perkiraan, tidak mungkin bisa mewakili sinyal yang asli dengan sangat tepat. Dengan menggunakan sampel 8-bit, yang memungkinkan 256 level kuantisasi, mutu sinyal suara yang diwakili mampu dibandingkan dengan sinyal suara yang diperoleh melalui transmisi analog. Patut dicatat bahwa hal ini menyatakan secara tidak langsung bahwa rate data 8000 sampel per detik x 8 bit per sampel = 64 kbps diperlukan untuk sinyal suara tunggal. Jadi, PCM memulai dengan suatu waktu-kontinu, sinyal amplitudo-kontinu (analog), dari mana sinyal digital dihasilkan. Sinyal digital terdiri dari blok-blok n bit, dimana setiap bilangan bit n adalah amplitudo pulsa PCM. Pada penerima, proses ini dibalik agar menghasilkan sinyal analog. ingat, bagaimanapun juga, proses ini melanggar perihal teori pengambilan sampel. Dengan mengkuantisasi pulsa PAM, sinyal yang asli sekarang hanya pendekatannya dan tidak dapat diperbaharui dengan tepat. efek ini dikenal sebagai. Error Terkuantisasi atau Derau kuantisasi. Perbandingan sinyal-terhadap-derau untuk derau kuantisasi dapat dinyatakan sebagai [GIBS93].


Jadi, masing-masing bit tambahan yang dipergunakan untuk kuantisasi meningkatkan SNR kira-kira 6 dB, yang merupakan faktor 4. Biasanya, skema PCM diperhalus menggunakan teknik yang disebut pengkodean nonlinear, yang artinya bahwa level-level kuantisasi tidak dipergunakan sama. Problem yang didapat bila sinyal diperlakukan sama adalah membuat rata-rata error absolut untuk setiap sampel juga sama, tanpa memperhatikan level sinyal. Akibatnya, nilai-nilai amplitudo yang lebih rendah relatif lebih terdistorsi. Dengan memperbesar jumlah langkah-langkah kuantisasi untuk sinyal-sinyal beramplitudo rendah, serta memperkecil jumlah langkah-langkah kuantisasi untuk sinyal beramplitudo besar, dapat diperoleh pengurangan yang nyata di semua distorsi sinyal (misalnya, lihat Gambar 5.11)Efek yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan kuantisasi yang seragam tetapi juga melakukan Companding (penyingkatan diperluas) dari sinyal analog input. Companding adalah proses mempersingkat rentang intensitas sebuah sinyal dengan penambahan lebih banyak penguat untuk sinyal-sinyal yang lemah dibanding terhadap sinyal yang kuat pada input. Pada output operasi Pembalikan digunakan. Gambar 5.12 adalah sebuah contoh fungsi companding.Pengkodean nonlinear secara signifikan meningkatkan rasio PCM SNR. Untuk sinyal-sinyal suara, peningkatan sebesar 24 sampai 30 dB diperoleh.

Gambar. Effect of Non-Linear Coding

Gambar. Jenis Fungsi Companding

Gambar. PCM Block Diagram

Selasa, 29 April 2008

Rangkaian Pengkodean sinyal

Unipolar

Arus mengalir satu arah , dan perubahan arah putar motor tergantung dari lilitan (koil) yang dialiri arus

Lilitan terpisah dalam 2 bagian dan masing-masing bagian hanya dilewati arus dalam satu arah saja.

Kelemahan jenis Bipolar adalah bahwa rangkaian drivernya lebih kompleks, karena harus dapat mengalirkan arus dalam 2 arah (bolak-balik) lewat koil yang sama.

Inti rangkaian sebenarnya adalah sebuah buffer arus yang berfungsi menguatkan arus-arus logika dan MCU yang menggerakkan motor stepper.

Buffer ini dibentuk dengan menggunakan 2 transistor Bipolar NPN dalam konfigurasi Darlington untuk

menghasilkan penguat arus (hfe) yang tinggi.

Menggunakkan 2 buah rangkaian darlington

Bipolar

Mengacu pada transistor biasa atau IC yang bertentangan dengan komponen MOS dan CMOS.

Bipolar Memory

Memori komputer yang memakai IC bipolar sebagai bagian dari memorinya.

Algoritma Pembangkitan Salah Bit.

Pada penulisan ini didefinisikan transmisi tanpa modulasi dan format sinyal

adalah bipolar dimana bit 1 mewakili tegangan V volt dan bit 0 mewakili tegangan –V

volt. Bila bit 1 dikirim, error terjadi jika noise positip dengan tegangan lebih besar

dari pada V. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut. Untuk sinyal dengan format

bipolar, bit 1 mewakili tegangan V volt dan bit 0 mewakili tegangan – V volt,

mempunyai tegangan Treshold sebesar :

Vth =

2

) ( V V . + (3.5)

= 0 volt

Gambar 3.4 memperlihatkan format sinyal bipolar:

Apabila bit 1 dikirim maka error akan terjadi jika tegangan lebih kecil dari harga

Treshold ( 0 Volt ). Tegangan akan lebih kecil dari 0 volt jika noise negatip dengan

tegangan lebih kecil dari –V. Apabila bit 0 dikirim maka error akan terjadi jika

tegangan lebih besar dari harga Treshold (0 Volt). Tegangan akan lebih besar dari 0

jika noise positip dengan tegangan lebih besar dari +V.

Karena parameter yang dipakai didalam program adalah Signal to Noise ratio

(S/R) dan yang akan dicari adalah tegangan (V), maka perlu dibuat suatu hubungan

antara tegangan dan variansi dengan signal noise. Didefinisikan tegangan kuadrat

(V2) sama dengan daya sinyal (S) karena seolah-olah tegangan dc dan σ2 sama

dengan daya noise (N). Dari definisi tersebut dapat dibuat suatu persamaan yaitu :

N

S V = 2

2

σ

(3.6)

Bila σ2 = 1 maka persamaan (3.6) menjadi :

V2 =

N

S

(3.7)

Pada penulisan ini diasumsikan noise adalah Gaussian dengan rataan 0 dan

variansi σ2. Oleh karena asumsi noise adalah Gaussian maka dalam simulasi ini

diperlukan pembangkit bilangan acak Gaussian dengan rataan = 0. Karena telah

didefinisikan bahwa variansi = 1 maka dalam simulasi diambil harga variansi = 0.

Implementasi program pembangkitan bilangan acak yang terdistribusi

Gaussian dengan rataan = 0 dan variansi = 1 adalah sebagai berikut :

Var

v1, v2, v3, v4 : real;

Begin

Repeat

v1:=2.0*Random-1;

v2:=2.0*Random-1;

v3:=v1*v1+v2*v2;

Until v3<=1.0

v4:=sqrt((-2*ln(v3)/v3);

u:=v1*v4

End;

Diagram alir pembangkitan salah bit diperlihatkan pada gambar 3.5.

Proses pembangkitan salah bit dimulai dengan memberikan nilai Signal to

Noise Ratio (SNR) yang diinginkan. Dari harga Signal to Noise Ratio dihitung

besarnya tegangan (V) dengan menggunkan persamaan 3.7. Kemudian dibangkitkan

sample noise (u) yang berupa bilangan acak berdistribusi Gaussian dengan rataan 0

dan variansi = 1.

Setelah itu diambil bit-bit yang keluar dari encoder dimana tiap yang diambil

dibandingkan dengan tiap sample noise yang dibangkitkan. Berdasarkan sample

noise dan bit-bit yang keluar dari encoder diputuskan apakah terjadi atau tidak. Bila

yang diambil adalah bit 1, error terjadi jika sample noise negatip dengan tegangan

lebih kecil dari –V. Bila yang diambil adalah bit –0, error terjadi jika noise positip

dengan tegangan lebih besar dari +V. Jika terjadi error, bit tersebut di invert yakni

bit 1 menjadi bit 0 dan bit 0 menjadi bit 1.

Rangkaian Darlington untuk mengatur jumlah arus pada motor stepper

Keuntungan rancangan biphase :

• Synchronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, receiver dapat men-synchron-kan pada transis tersebut atau dikenal sebagai self clocking codes.

• Tidak ada komponen dc.

• Deteksi terhadap error : ketiadaan dari transisi yang diharapkan, dapat dipakai untuk mendeteksi error.

Kekurangannya :

memakai bandwidth yang lebih lebar dari pada multilevel binary.

BER Teoritis

Multilevel binary

• Untuk memperoleh BER tertentu, perlu daya 3 dB lebih besar dibandingkan NRZ

Biphase

Kasus Manchester dan differential Manchester

Keunggulan

Sinkronisasi: penerima dapat melakukan sinkronisasi pada setiap transisi dalam 1 durasi bit

Tanpa komponen dc

Deteksi kesalahan: transisi yang tidak terjadi di tengah bit dapat digunakan sebagai indikasi kesalahan

Kelemahan

Bandwidth lebih besar dibandingkan NRZ dan multilevel binary Kode Manchester digunakan pada standar IEEE 802.3 (CSMA/CD) untuk LAN dengan topologi bus, media transmisi kabel koaksial baseband dan twisted pair Kode differential Manchester digunakan pada IEEE 802.5 (token ring LAN), media transmisi STP

Rabu, 02 April 2008

PACKET TRACER 4.01



A. PENGENALAN PACKET TRACER 4.01




1. Menu Bar

Bagian ini menyediakan File, Pilihan, dan Menu Bantuan. Anda akan temukan perintah basis dasar seperti membuka, menyelamatkan (menyimpan), mencetak, dan Pilihan di dalam menu ini. Anda juga bisa mengakses aktifitas wizard dari Menu File.


2. Bar Alat Utama

Bagian ini menyediakan, memerintahkan shortcut icon kepada Menu File, mencakup Aktifitas wizard. Pada sisi kanan, Anda akan temukan juga Tombol Informasi Jaringan [itu], yang mana dapat anda gunakan untuk memasukkan suatu uraian untuk jaringan yang sekarang atau teks manapun yang kamu inginkan.

3. Bar Alat Umum

Bagian ini menyediakan akses ke ini, biasanya menggunakan alat workspace: Memilih, memindahkan;Gerakkan Tata ruang, Menempatkan Catatan, Menghapus, Memeriksa, Menambahkan PDU Sederhana, dan Menambahkan PDU Kompleks. Lihat " Workspace Dasar" untuk informasi lebih.

4. Bar Logical/Physical Workspace

Anda dapat kotak antara Phisik Workspace dan Workspace Yang logis dengan label pada palang ini.

5. Workspace

Area ini adalah di mana anda akan menciptakan jaringan mu, mengamati simulasi, dan memandang macam banyak orang informasi dan statistik.

6. Bar Simulasi Realtime

Dalam bagian ini anda mendapat kotak Gaya Simulasi Dan Gaya Realtime dengan label ini.



7. Kotak Komponen Jaringan

Kotak ini adalah di mana anda memilih alat dan koneksi untuk menaruh ke workspace. Itu berisi jenis alat Kotak Pemilihan dan Pemilihan kotak alat yang spesifik.


8. Kotak Pemilihan Jenis Alat

Kotak ini berisi jenis alat dan koneksi Paket tersedia 4.0. Pemilihan Kotak alat yang spesifik akan berubah tergantung jenis alat yang anda gunakan.

9. Kotak Alat Pemilihan Spesifik

Kotak ini adalah di mana/jika anda memilih secara rinci alat yang mana yang jaringannya ingin anda taruh dan koneksi yang mana untuk membuatnya.

10. Menggunakan Paket Window Yang Diciptakan

Bagian ini mengatur paket yang kamu taruh pada jaringan selama skenario simulasi. Lihat mode Simulasi untuk bagian yang lebih detail.


B. Berikut adalah cntoh penggunaan dari program Packet Tracer ini :


Dari gambar diatas dapat dilihat di dalam workspace terdapat gambar rancangan dari system komunikasi / connecting computer menggunakan HUB & Switch. Langkah dari pembuatannya adalah segagai berikut :

1. Menujulah terlebih dahulu ke kotak pemilihan jenis alat kemudian pilihlah alat yang ingin digunakan. Misalnya akan memilih computer, kliklah gambar computer yang berada pada kotak komponen jaringan lalu bawa ke workspace.

2.Setelah computer telah berada pada kotak workspace silahkan mengulang kangkah 1 untuk meletakkan computer lebih dari satu.

3.Kemudian pada langkah yang ke 3 ini, anda dapat memilih HUB ataupun SWITCH untuk mengkoneksikan computer yang satu dengan computer yang lainnya.

4.Kemudian setelah computer dan HUB ataupun SWITCH telah berada pada workspace maka sekarang anda dapat memilih kabel yang sesuai untuk menghubungkan / mengkoneksikan computer satu dengan computer yang lainnya.(lihat gambar dibawah)

5.Untuk pemilihan kabel, anda dapat menuju pada kotak pemilihan jenis alat, lalu klik bagian yang bergambar seperti petir dan pilihlah kabel yang sesuai untuk HUB ataupun SWITCH yaitu kabel straight – cross ( copper straight – through ).

6.Kemudian setelah mengklik kabel yang telah dipilih yaitu kabel straight – cross ( copper straight – through ), lalu arahkan terlebih dahulu kabel ke SWITCH atau HUB kemudian barulah dihubungkan kesalah satu computer yang telah ada pada workspace.

7.Untuk menghubungkan HUB ataupun SWITCH dengan beberapa computer ulangilah langkah no. 6. (lihat gambar di bawah).

8.Seperti contoh gambar yang ada pada gambar Packet Tracer tersebut, HUB dihubungkan dengan SWITC itu menandakan agar computer yang dikoneksikan dengan HUB agar dapat mengirim sesuatu ke computer lain yang dikoneksikan dengan SWITCH.


Setelah selesai mengkoneksikan computer tersebut maka simulasinya dapat dilihat dengn cara sebagai berikut :

1. Setinglah terlebih dahulu IP Address seluruh computer yang ada pada workspace dengan cara:

a. Kliklah 2X gambar computer yang ada pada workspace kemudian akan muncul kotak edit PC.

b.Kemudian pilih config. yang ada pada menu bar kotak edit PC.

c.Lalu pulih FastEthernet. (lihat gambar di bawah)






d. Kemudian isilah kolom IP addressnya dengan mengetik : (192.168.0. ….) Titik-titik paling belakang dalam penomoran IP address dapat diisi dengan nomor sesuai dengan keinginan misalnya, 001, 002, dan seterusnya. (perhatikan gambar di bawah)

e. Kemudian kluarlah dari kotak Edit PC, dan siap untuk disimulasikan.

2.Menujulah ke bar alat umum dan pilihlah yang bergambarkan seperti amplop surat yang tertutup.

3. Kemudian klik amplop tersebut dan arahkan ke salah satu computer manapun.

4.Lalu setelah itu ulangi langkah 1 dan arahkan amplop ke computer yang lain.

5.Dan untuk melihat simulasinya anda dapat menuju ke Bar Simulasi Realtime dan pilihlah simulation.

6.Setelah memilih simulation akan muncul simulation panel dan dalan simulation panel ada tulisan auto capture/ play, kliklah itu.

7.Maka akan terlihat simulasi yang terjadi.